Biji (bahasa Latin:semen)
adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang
telah masak. Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah, pada Angiospermae
atau Magnoliophyta) atau tidak
(pada Gymnospermae).
Dari sudut pandang evolusi,
biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil
yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang
sesuai untuk pertumbuhan. (Lihat pergiliran keturunan).
Dengan demikian biji
telah memperlihatkan diri sebagai perkembangan penting dalam reproduksi dan
pemencaran Spermatophyta
(tumbuhan berbunga atau tumbuhan berbiji; Gr. sperma biji, phyton
tumbuhan); dibandingkan dengan tanaman yang lebih primitif seperti lumut, lumut hati dan pakis, yang tidak memiliki biji dan
menggunakan cara lain untuk menyebarkan diri. Ini tampak pada kenyataan bahwa
tumbuhan berbiji mendominasi relung-relung biologi sejak dari padang rumput hingga ke hutan, baik di wilayah tropis maupun daerah beriklim dingin.
Kata "biji"
adalah pinjaman dari bahasa
Sanskerta. Kata "biji" acap dipertukarkan penggunaannya
dengan "benih" dan "bibit". Dalam istilah teknis pertanian
dan kehutanan, "benih" adalah biji yang dipersiapkan khusus untuk
menghasilkan tanaman baru. Sedangkan "bibit" (atau juga disebut
"semai") adalah tanaman muda siap tanam hasil perkembangan benih,
atau hasil perbanyakan tanaman dengan cara yang lain (misalnya cangkok, stek, okulasi dan lain-lain). Di samping itu dalam bahasa awam kata
"biji" juga kerap dilekatkan secara kurang tepat: 'biji' padi (gabah), 'biji' jagung, dan 'biji' bunga matahari --misalnya--
yang secara botani sesungguhnya adalah buah kering tak memecah,
sementara bijinya yang sejati terletak di dalamnya. Juga 'biji' mangga dan 'biji' aneka buah batu lainnya, yang
sebetulnya biji terlapis oleh endokarp;
yakni bagian dalam buah yang mengeras atau liat untuk melindungi biji yang
sesungguhnya.
Struktur biji
Pada umumnya biji
memiliki tiga bagian utama, yakni (1) lembaga (embrio); (2)
cadangan makanan untuk pertumbuhan embrio; dan (3) pelindung biji, yakni kulit
biji.
Lembaga (embrio) adalah jaringan bakal tumbuhan
dari mana tumbuhan yang baru akan berkembang manakala kondisi lingkungannya
sesuai. Lembaga ini memiliki satu helai daun lembaga (kotiledon) pada tetumbuhan
berkeping satu (monokotil);
dua helai daun lembaga pada hampir semua tetumbuhan berkeping dua (dikotil); dan dua atau lebih
pada tetumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae). Selanjutnya
lembaga juga memiliki calon akar yang disebut radikula dan calon tunas yang disebut plumula. Calon batang yang terletak di atas titik perlekatan
daun lembaga disebut epikotil, dan yang terletak di bawahnya disebut hipokotil.
Bagian lain dari biji
adalah jaringan penyimpan cadangan makanan, yang diperlukan oleh
tumbuhan baru ketika mulai tumbuh membesar. Bentuk nutrisi yang disimpan
bervariasi tergantung pada jenis tumbuhan tersebut. Pada Angiospermae, cadangan
ini bermula dari jaringan yang disebut endosperma, yang berasal
dari tetumbuhan induk melalui proses pembuahan ganda. Endosperma yang biasanya triploid ini kaya akan minyak nabati atau zat pati dan protein. Pada Gymnospermae
seperti halnya konifera, jaringan makanan
cadangan ini berasal dari bagian gametofit betina, jadi bersifat haploid. Pada beberapa
spesies, lembaga melekat pada endosperma atau gametofit betina, yang cadangan
makanannya kelak digunakan ketika lembaga berkecambah. Pada jenis-jenis yang
lain, cadangan makanan pada endosperma telah diserap lembaga dalam tahap
perkembangan biji, dan kemudian disimpan di dalam daun lembaga. Dalam kasus
terakhir ini, biji yang telah masak tidak lagi memiliki endosperma dan disebut
biji eksalbumina (exalbuminous seeds). Beberapa contohnya adalah biji kacang-kacangan (misalnya buncis, kacang merah, dan kacang ercis), pasang, lobak,
dan bunga matahari. Sementara
biji yang tetap memiliki endosperma hingga masak dikenal sebagai biji albumina
(albuminous seeds). Kebanyakan monokotil (misalnya jenis-jenis rumput dan palma), sebagian dikotil
(misalnya jarak),
dan semua Gymnospermae memiliki tipe biji albumina ini.
Kulit biji (testa)
berkembang dari jaringan integumen yang semula mengitari ovula (bakal biji).
Tatkala biji masak, kulit biji ini dapat setipis kertas (misalnya pada kacang tanah) atau tebal
dan keras seperti pada kelapa.
Kulit biji ini berguna untuk menjaga lembaga dari kekeringan dan kerusakan
mekanis.
Di samping ketiga
bagian utama biji di atas, beberapa spesies memiliki bagian tambahan pada biji
yang dihasilkannya; misalnya salut biji
(arilus) pada pala, rambut pada kapas, atau sejenis struktur yang mengandung
minyak yang disebut elaiosome (misalnya pada biji jarak
dan biji aneka jenis Euphorbiaceae
lainnya). Biji-biji juga acap memiliki tanda bekas tali pusat yang disebut hilum
(pusar atau pusat) dan rafe (garis biji).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar